Kamis, 17 November 2011

Pesan Jurusan, Industri Pendidikan


Pesan Jurusan, Industri  Pendidikan
Oleh:
Fathimah Bilqis
Mahasiswa Pendidikan matematika 2008 Universitas Pendidikan Indonesia
0857 2275 6329

Perguruan tinggi merupakan institusi yang menjadi basis aktivitas intelektual, oleh karena itu pengelolaan kekayaan intelektual merupakan kebutuhan esensial yang harus dipenuhi. (Djoko Kustono)
Saya seorang mahasiswa tingkat 4, katakanlah selama 4 tahun kita berkuliah, tentu selama itu telah berinteraksi dengan dosen, mahasiswa lain, bahkan civitas akademik lainnya, baik secara struktural maupun non-struktural, tentu banyak yang akan kita dapatkan. Sebagai insan akademis pula, mahasiswa memiliki akses terhadap perkembangan ilmu dan informasi, pun dapat menyerap dan membangun pemikiran.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) adalah perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam disiplin ilmu pendidikan khususnya. Sebagian besar fakultas dan jurusan IKIP mencetak mahasiswanya untuk menjadi guru atau tenaga dalam bidang kependidikan lainnya. (Wikipedia). Namun pada tahun 90-an, seiring dengan berubahnya nama IKIP menjadi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), diadakannya jurusan-jurusan baru saat itu seperti ilmu murni, teknik, dan program profesi lainnya.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan perguruan tinggi berskala nasional. Pun hingga saat ini masih menjadi pusat perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sehingga UPI dijadikan kiblat perguruan tinggi yang fokus pada pendidikan. Kini UPI semakin melebarkan sayapnya dalam pembukaan jurusan, adanya Jurusan Keperawatan, IPSE (international program science on education), dan jurusan lainnya, bahkan saya melihat terpampang tulisan akan dibangun Fakultas Kedokteran disini (baca: UPI), hingga adanya Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
Apakah yang melatarbelakangi dibukanya berbagai jurusan hingga fakultas? Yang bolehlah dikatakan tidak sesuai dengan fokus pendidikan di Universitas ini.
Adanya Jurusan Keperawatan UPI yang termasuk ke dalam FPOK ini merupakan suatu kesempatan untuk UPI memiliki program studi yang bisa menjadi Leading dan Oustanding dalam penyediaan tenaga perawat dengan konsentrasi keahlian gerontology yang profesional dan dapat bersaing secara global untuk pasar dalam negeri dan luar negeri. Pada tanggal 20 Januari 2010 Indonesia dan Taiwan menandatangani kesepakatan mengenai penyedian 2500 tenaga perawat lansia untuk memenuhi kebutuhan negara Taiwan. Di Korea keperluan tenaga perawat ini juga cukup besar, berdasarkan informasi dari BNP2TKI Negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dsb juga memerlukan tenaga perawat dari Indonesia untuk bisa bekerja di sana. Bahkan lebih jauh Direktur Kerjasama Luar Negeri Kawasan Asia Pasific, BNP2TKI Dr. Haposan Saragih dalam sambutan Hari Rawat Dunia dan Pecanangan Hari Kebangkitan Perawat Indonesia mengatakan Kanada memerlukan hampir 1 juta perawat, Amerika Serikat memerlukan 1 juta perawat dan Inggris 3000 perawat. Benarlah bahwa pembukaan jurusan keperawatan ini merupakan pesanan. (dalam Halaman Utama, www.keperawatan-upi.com)
Pendidikan di Indonesia terrepresentasi dalam kampus ini, UPI, sudah mengalami pergeseran peran, dari jasa sosial menjadi industri jasa, sehingga pendidikan dikomersilkan. Lihatlah Jurusan Keperawatan UPI ini yang menjadi contohnya. Lihatlah pula orientasi belajar para mahasiswa yang berorientasi pada kerja, tak lagi pada ilmu itu sendiri. Sehingga apapun proses yang dilalui, akan berorientasi pada hasil, karena pada lapangan pekerjaan tidak melihat proses melainkan hasil pembelajaran itu sendiri. Untuk itu tanpa diikuti dengan agama dan moral cara apapun ditempuh untuk mendapakan hasil yang dinginkan (baca: pekerjaan), meski dengan mencontek.
Pengaruh global (baca: kapitalisme) yang masuk dalam pendidikan di Indonesia ini (baca: UPI) telah mengubah masa depan dunia pendidikan menjadi sebuah alat produksi, yang hanya fokus ada penekanan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar (baca: kapitalisme). Pendidikan seperti ini merupakan pendidikan yang pragmatis, dikarenakan penyelesaian permasalahan pendidikan diberikan atas fakta yang ada, seperti dalam UPI adanya Jurusan Keperawatan merupakan pesanan dari negara lain, sehingga untuk lulusan keperawatan tersebut akan terjamin lapangan kerja untuk mereka, melihat semakin sempitnya lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah, sehingga jurusan ini merupakan jurusan yang diminati masyarakat, melihat orientasi mereka pada pekerjaan. Pragmatisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham, doktrin, gagasan, pernyataan, ucapan, dsb) bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia. (Wikipedia)
Pendidikan di Indonesia ini merupakan pendidikan yang pragmatis yang tentu ini merupakan solusi pendidikan yang salah. Tentulah diperlukan pendidikan yang ideal. Pendidikan seperti apa pendidikan yang ideal tersebut? Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, maka haruslah kita melihat bagaimana pendidikan di dalam islam, terlebih dalam kampus saya, yang mana terrepresentatif pendidikan se-Indonesia, memiliki motto religius.
Pendidikan dalam Islam akan bertujuan pada syaksiyah islamiyah (berkepribadian islam) yang akan menghasilkan pola pikir islam dan pola sikap islam, tentu memperlihatkan orientasi pada proses bukan pada tujuan pekerjaan yang memiliki orientasi pada hasil. Yang sehingga dalam peserta didik (baca: mahasiswa) akan tercipta kejujuran dalam pendidikan, melihat pada kondisi saat ini kejujuran dalam pendidikan sangat mahal sekali. Mereka akan berusaha dengan menempuh proses yang baik untuk menciptakan hasil yang baik pula, karena mereka paham bahwa proseslah yang akan dilihat, bukan hasil.
Dalam pendidikan islam ini tidak akan dapat tercapai tanpa adanya penunjang dari bidang sistem lain, sehingga untuk mendapatkan pendidikan islam semua aspek haruslah berlandaskan islam. Hanya institusi Negaralah yang mampu mewujudkannya, Khilafah Islamiyah.
Wallahu ‘alam bi ash showab
(kirim ke Detik.com sbgai Opini Anda, 14 Nopember 2011)